Qiyamul Lail & Sholat Tarawih

Adapun sholat Tarawih, definisinya adalah Qiyamul Lail secara berjama’ah di malam Ramadhan. Menurut keterangan Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, dinamakan Tarawih –yang dia merupakan kata jamak dari tarwihah yang bermakna ditebalkan- dikarenakan pada awal kali pelaksanaannya orang-orang memperpanjang berdiri, rukuk dan sujud, apabila telah selesai empat raka’at dengan dua kali salam maka mereka beristirahat kemudian sholat empat raka’at dengan dua kali salam lalu beristirahat kemudian sholat tiga raka’at.

Dan perlu diketahui bahwa penamaan sholat lail di malam Ramadhan dengan nama Tarawih adalah penamaan yang sudah lama dan di kenal dikalangan para Ulama tanpa ada yang mengingkari. Perhatikan bagaimana Imam Al-Bukhary (Wafat tahun 256 H) dalam Shohih-nya menulis kitab khusus dengan judul Kitab Sholat At-Tarawih dan demikian pula Muhammad bin Nashr Al-Marwazy (Wafat tahun 294 H) dalam Mukhtashor Qiyamul Lail. Demikian pula disebut oleh para Ulama lainnya, abad demi abad tanpa ada yang mengingkarinya.

Karena itu alangkah sedikit pemahaman agama sebahagian orang di zaman ini yang mengingkari penamaan sholat lail di malam Ramadhan dengan nama sholat Tarawih, dan lebih menakjubkan lagi, ada sebahagian orang tanpa rasa malu menganggap bahwa sholat Tarawih adalah bid’ah. Nas`alullaha As-Salamata Wal ‘Afiyah. As for the Tarawih prayers, the definition is Qiyamul Lail in congregation in the evening Ramadan. According to the Al-Haafiz Ibn Hajar and Shaykh Ibn 'Uthaymeen, called Tarawih -which he is plural of tarwihah meaningful ditebalkan- implementation due in early times people prolong standing, bowing and prostrating, when it finished with four raka'at twice the greeting then they rest and then pray four rak'ah with regards twice then rest and then prayed three rak'ah.

And please note that the naming of prayer Lail at night Ramadan with Taraweeh is naming names long and is known among the scholars without no denying. Notice how Imam Al-Bukhary (Died in 256 H) in his Saheeh specifically wrote the book entitled Kitab At-Tarawih prayer and so did Muhammad bin Nasr Al-Marwazy (Died in 294 H) in Mukhtashor Qiyamul Lail. Similarly, referred to by other scholars, century after century, and no one would deny it.

Because it would be a little understanding of religion sebahagian people in this age which denies naming Lail at night prayer of Ramadan with the name Tarawih prayers, and even more remarkable, there is no shame one may assume that the Tarawih prayer is heresy. As Wal-Salamata Nas`alullaha 'Afiyah.