About Kekejaman G30S PKI
PERISTIWA G-30S PKI
Pada tanggal 1 Oktober 1965, Partai Komunis Indonesia atau PKi berusaha melancarkan pemberontakan untuk kesekian kalinya dan akibat peristiwa biadab yang dilancarkan orang-orang komunis dan pengikutnya, maka Bangsa Indonesia harus kehilangan sejumlah perwira tinggi, perwira menengah dan perwira pertamanya yang merupakan putra-putra terbaik di lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Selain itu, gugur pula seorang putri Jenderal Abdul Haris Nasution yang bernama Ade Irma suryani Nasution.
Para perwira itu adalah Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani, Letjen Anumerta S Parman,Letjen Anumerta Suprapto, Letjen Anumerta M.T Haryono, Mayjen TNI Anumerta Donald Isac Pandjaitan, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen Anumerta Katamso Dharmokusumo, Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto, dan Kapten Pierre Andreas Tendean.
Tentu bisa dibayangkan betapa pilunya keluarga-keluarga yang ditinggalkan akibat pemberontakan yang dilancarkan PKI yang para pelakunya antara lain segelintir perwira seperti Letnan Kolonel Untung. Karena itu, setiap tanggal 1 Oktober, bangsa ini mengenang pemberontakan yang memilukan hati itu.
Sejarawan Universitas Indonesia Abdurakhman mengingatkan bangsa ini bahwa sekalipun sekarang masih banyak orang yang meragukan peristiwa itu didalangi orang-orang komunis, sebagai sejarawan ia tetap yakin bahwa PKI-lah yang mensponsori peristiwa itu.
"Itu keterlibatan PKI jelas. Memang ada yang melihat peristiwa itu dari sisi lain tapi saya melihatnya sepetti akademisi lainnya. Itu jelas PKI," kata Abdurakhman dengan nada tegas.
Karena itu, sejak tahun 1965 hingga saat ini, Presiden Soeharto, Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri,dan kini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih tetap memimpin upacara di Lubang Buaya, Jakarta untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila agar kejadian itu tidak terulang kembali.
Namun sebuah pertanyaan yang patut dipertanyakan dan direnungkan masyarakat adalah apakah rakyat Indonesia sudah dan akan terus berusaha keras agar PKI tetap tidak muncul lagi sekalipun telah dibubarkan , karena biasanya setelah upacara itu berakhir maka tak terdengar upaya konkret atau nyata untuk menghindarkan munculnya kembali orang-orang komunis di Tanah Air tercinta ini.
semoga indonesia tetap menjadi aman tanpa ada isu komunis kembali hidup.semoga aplikasi ini juga anda jadi terbuka bahwa bahaya paham komunis.
aplikasi ini juga terdapat video penghianatan G30S pki yang dapat anda lihat sendiri betapa ngerinya Paham Komunis tersebut.
Terima kasih. EVENTS G-30S PKI
On October 1, 1965, the Indonesian Communist Party or PKI trying waging an insurgency for the umpteenth time and the result of events savage launched the communists and their followers, the Indonesian people have lost a number of high-ranking officers, mid-level officers and officers of the first which is the best sons in the Armed Forces of the Republic of Indonesia. In addition, the fall is also a daughter of General Abdul Haris Nasution who was named Ade Irma Nasution suryani.
The officers are Gen. Posthumous Achmad Yani, Lt. Posthumous S Parman, Lt. Posthumous Suprapto, Lt. Posthumous MT Haryono, Maj Posthumous Donald Isac Pandjaitan, Maj Posthumous sutoyo siswomiharjo, Brig Posthumous Katamso Dharmokusumo, Colonel Posthumous Sugiyono Mangunwiyoto, and Captain Pierre Andreas Tendean.
Of course you can imagine how pilunya families left behind as a result of the uprising launched by the PKI that perpetrators include a handful of officers like Lt. Col. Untung. Therefore, each dated October 1, this nation commemorate the uprising heartbreaking.
Indonesia University historian Abdurakhman remind this nation that even now there are still many people who doubt the events were organized communists, as a historian he remains convinced that the PKI sponsoring the event.
"It's clear PKI involvement. Indeed there is a look at events from the other side but I saw Sepetti other academics. It was obvious PKI," said Abdurakhman sternly.
Therefore, since 1965 until today, President Soeharto, President Bacharuddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, President Megawati Soekarnoputri, and now President Susilo Bambang Yudhoyono is still officiate in Lubang Buaya, Jakarta to commemorate Kesaktian Pancasila that the incident was not reoccur.
However, a question that should be questioned and pondered the community is whether the people of Indonesia have been and will continue to strive to be the CPI still does not appear again though had disbanded, because usually after the ceremony was over then inaudible effort concrete or tangible to avoid the reappearance of Communists in this beloved country.
Indonesia may still be safe without the communist issue back hidup.semoga this application you so open that the danger of communism.
This application also a betrayal of G30S PKI video which you can see for yourself how the horror of the Communist Understood.
thanks.