About Hadist Keutamaan Doa
Doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya : Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa”. [Sunan At-Timidzi, bab Do’a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do’a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah (ucapan) yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa, sebab membandingkan sesuatu harus sesuai dengan substansinya. Sehingga pendapat yang mengatakan bahwa shalat adalah ibadah badaniyah yang paling utama sehingga hal ini tidak bertentangan dengan firman Allah.
“Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu”. [Al-Hujurat : 13].
Allah murka terhadap orang-orang yang meninggalkan doa, berdasarkan hadits bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Do’a 12/267-268].
Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : “Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya”. [Fathul Bari 11/98]
Imam Al-Mubarak Furi berkata bahwa orang yang meninggalkan doa berarti sombong dan merasa tidak membutuhkan Allah.
Imam At-Thaibi berkata bahwa Allah sangat senang tatkala dimintai karunia-Nya, maka barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka berhak mendapat murka-Nya.
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa permohonan hamba kepada Allah merupakan kewajiban yang paling agung dan paling utama, karena menghindar dari murka Allah adalah suatu yang menjadi keharusan. [Mura’atul Mashabih 7/358] Prayer is worship of the most noble in the sight of Allah, from Abu Hurayrah said that Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam said:
"It means: No one most noble in the sight of Allah than prayer". [Sunan At-Timidzi, Benediction chapter 12/263, Sunan Ibnu Majah, 2/341 Benediction chapter No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].
Furi Shaykh Al-Mubarak said that the meaning of the hadith is that nothing qauliyah worship (speech) is more precious with Allah than prayer, because comparing something must be in accordance with the substance. So the notion that prayer is the most important badaniyah worship so that it is not contrary to the word of God.
"It means: Verily the noblest among you in Allah's sight are the most pious among you". [Al-Hujurat: 13].
God's wrath against those who leave the prayer, according to a tradition that Abu Hurayrah said that Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam said.
"Meaning: Those who do not ask of God, God will memurkainya". [Sunan At-Tirmidhi, chapter Benediction 12 / 267-268].
Imam Hafizh Ibnu Hajar said that Imam At-Thaibi said: "The meaning of the above hadith is one who does not ask God, then He would be furious and vice versa He was thrilled when asked his servant". [Fathul Bari 11/98]
Furi Imam Al-Mubarak said that the person who left the prayer is arrogant and feel no need of God.
Imam At-Thaibi said that God is pleased when asked for his gift, the one who does not pray to Allah, then it is entitled to his anger.
From the hadith above shows that the application for the servant to Allah is the greatest obligation and foremost, because of avoiding the wrath of God is the one who becomes imperative. [Mura'atul Mashabih 7/358]