About Maulid Simthud Duror
Simtud Duror
[Untaian Mutiara]
Al-Habib Ali bin Muhammad bin Hussein Al-Habsyi
Ketika Habib Ali berusia 68 tahun, beliau menulis kitab Maulid yang diberi nama Simtud Duror. Disebutkan bahwa Maulid ini dibacakan pertama kali di rumah beliau kemudian dirumah muridnya Habib Umar bin Hamid. Sebelum itu, Habib Ali selalu membaca Maulid Al-Hafidz Ad-Diba’I (Maulid Ad-Diba’i).
Berkata Habib Ali tentang kitab Maulidnya ini : “Jika seseorang menjadikan kitab Maulidku ini sebagai salah satu wiridnya atau menghapalnya, maka rahasia (sir) Al-Habib SAW akan tampak pada dirinya. Aku yang mengarangnya dan mendiktekannya, namun setiap kali kitab ini dibacakan kepadaku, dibukakan bagiku pintu untuk berhubungan dengan Nabi SAW. Pijianku kepada Nabi SAW dapat diterima oleh masyarakat. Ini karena besarnya cintaku kepada Nabi SAW, bahkan dalam surat-surat ku, ketika aku menyifatkan Nabi SAW, Allah membukakan kepada susunan bahasa yang tidak ada sebelumnya. Ini adalah ilham yang diberikan Allah kepadaku. Dalam surat menyuratku ada beberapa sifat agung Nabi SAW, andaikan Nabhani membacanya, tentu ia akan memenuhi kitab-kitabnya dengan sifat-sifat agung itu”.
Munculnya Maulid Simtud Duror di zaman ini akan menyempurnakan kekurangan orang-orang yang hidup di zaman akhir. Sebab, pemberian Allah kepada orang-orang terdahulu yang tidak didapatkan oleh orang-orang zaman akhir tidaklah sedikit. Namun setelah maulid ini datang, ia menyempurnakan apa yang telah terlewatkan, dan Nabi SAW sangat menyukai maulid ini. Simtud Duror
[String of Pearls]
Al-Habib Ali bin Mohammed bin Hussein Al-Ethiopia
When Habib Ali 68 years old, he wrote a book of Mawlid named Simtud Duror. Mawlid mentioned that there was the first time in his house and then home pupil Habib Umar bin Hamid. Before that, Habib Ali always read Mawlid Al-Haafiz Ad-Diba'I (Mawlid Ad-Diba'i).
Habib Ali said about this Maulidnya book: "If someone makes this Maulidku book as one awrad or memorize it, then the secret (sir) Al-Habib Muhammad will appear on her. I who made it up and dictation, but each time the book is read aloud to me, opened the door for me to get in touch with the Prophet. Pijianku to the Prophet can be accepted by society. This is because the magnitude of my love for the Prophet, even in my letters, when I characterizes the Prophet, God opened to the structure of language which did not exist before. This is the inspiration given to me by God. In the letter there are some properties menyuratku noble Prophet, suppose Nabhani read it, of course he will fulfill his books with the great qualities ".
The emergence of Mawlid Simtud Duror at this age will refine shortage of people who live in the last days. Therefore, the gift of God to those who passed were not obtained by those last days is not little. But after this birthday came, he accomplished what has been missed, and the Prophet really liked this birthday.
by X####:
Shollallaahu'alaa Muhammad